Gemini di Google Meet AI Bantu Rangkum Rapat hingga Catat Poin Penting
Pemerintah Siapkan Proyek Gasifikasi Batu Bara Jadi Dimethyl Ether (DME) Sebagai Pengganti LPG
Pemerintah Indonesia terus menggencarkan strategi hilirisasi sumber daya alam, salah satunya melalui proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi Liquefied Petroleum Gas (LPG). Upaya ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor LPG sekaligus meningkatkan kemandirian energi nasional.
Transformasi Energi: Batu Bara Jadi DME
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek gasifikasi batu bara akan difokuskan sebagai salah satu upaya transisi energi. Hal ini ia sampaikan dalam rapat terbatas bersama Satgas Hilirisasi dan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/3/2025) malam.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil menyatakan bahwa proyek DME kali ini tidak lagi bergantung pada investor asing. Sebelumnya, proyek ini sempat tertunda akibat mundurnya beberapa investor, seperti Air Products dari Amerika Serikat dan beberapa mitra dari China. Kini, proyek akan dilaksanakan dengan sumber daya dalam negeri, baik melalui anggaran negara maupun partisipasi swasta nasional.
“Sekarang, kita tidak butuh investor. Negara semua lewat kebijakan Bapak Presiden memanfaatkan sumber daya alam dalam negeri. Yang kita butuh (dari) mereka (luar negeri) adalah teknologinya,” ujar Bahlil sebagaimana dikutip dari Antara.
Gemini di Google Meet AI Bantu Rangkum Rapat hingga Catat Poin Penting
DME adalah bahan bakar yang dirancang sebagai substitusi impor LPG. Bahan bakar ini memiliki sifat yang hampir serupa dengan LPG dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga serta industri. Beberapa keunggulan DME dibandingkan LPG antara lain:
- Ramah Lingkungan: Emisi karbon DME lebih rendah dibandingkan LPG, sehingga lebih ramah lingkungan.
- Kemandirian Energi: Mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG yang selama ini membebani APBN.
- Dukungan terhadap Industri Nasional: Meningkatkan nilai tambah bagi industri batu bara dalam negeri.
- Stabilitas Harga: Mengurangi dampak volatilitas harga LPG di pasar internasional.
Lokasi Proyek dan Potensi Dampak Ekonomi
Proyek gasifikasi batu bara menjadi DME akan dikembangkan di beberapa wilayah yang memiliki potensi batu bara besar, yaitu:
- Sumatera Selatan
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
Bahlil menambahkan bahwa proyek ini merupakan bagian dari strategi hilirisasi yang lebih luas, mencakup 26 sektor komoditas, termasuk mineral, minyak dan gas, pertanian, serta kehutanan.
Dengan proyek ini, pemerintah menargetkan penciptaan lapangan kerja dalam skala besar serta peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Yang jelas, investasi ini bertujuan menciptakan lapangan kerja berkualitas, meningkatkan nilai tambah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Bahlil.
Investasi dan Sumber Pendanaan
Pemerintah telah menetapkan 21 proyek tahap pertama dalam rangka hilirisasi dengan total investasi sebesar 40 miliar dolar AS atau sekitar Rp 658 triliun. Pendanaan proyek ini akan dilakukan melalui berbagai sumber, termasuk Danantara.
BACA JUGA:Chatbot AI di Desa Krandegan Purworejo, Bukti Teknologi Bukan Hanya Milik Kota Besar
Bahlil menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari target hilirisasi senilai 618 miliar dolar AS atau sekitar Rp 10 kuadriliun pada tahun 2025.
“Yang tadi kami paparkan kurang lebih sekitar 21 proyek. Pada tahap pertama yang total investasi kurang lebih sekitar 40 miliar dolar AS dan tadi kita sudah melakukan pembahasan secara detail, termasuk di dalamnya adalah nama-nama proyek investasi apa saja yang akan kita lakukan,” ujar Bahlil.
Tantangan dan Kendala dalam Implementasi
Meskipun proyek ini memiliki potensi besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, di antaranya:
- Teknologi Gasifikasi: Teknologi DME masih dalam tahap pengembangan, dan pemerintah perlu memastikan kesiapan infrastruktur yang memadai.
- Insentif Pemerintah: Untuk mendapatkan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sebesar 3%, proyek ini harus memenuhi syarat tertentu, seperti tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang cukup.
- Daya Saing Harga: Meskipun DME memiliki banyak keunggulan, harga produksi dan distribusi harus tetap kompetitif agar dapat bersaing dengan LPG impor.
- Sosialisasi dan Adaptasi Masyarakat: Masyarakat perlu diedukasi mengenai penggunaan DME agar dapat beralih dari LPG dengan mudah.
Kesimpulan
Proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) merupakan langkah ambisius yang diambil pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap LPG impor sekaligus meningkatkan kemandirian energi nasional. Dengan pendekatan berbasis sumber daya dalam negeri, proyek ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional, membuka lapangan kerja, serta mendukung keberlanjutan energi yang lebih ramah lingkungan.
Namun, keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada kesiapan teknologi, regulasi yang mendukung, serta daya saing harga di pasar domestik. Jika semua faktor ini dapat diatasi, DME berpotensi menjadi solusi energi masa depan bagi Indonesia.