BPKH Dorong Inovasi Digital untuk Kurangi Antrean Haji
JAKARTA, techytimenews.com – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menggelar Annual Meeting
dan Banking Award 2024 di Hotel Sheraton Gandaria City, Jakarta, pada Jumat (13/12/2024).
Acara ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara BPKH dan perbankan syariah serta mendorong inovasi digital guna meningkatkan efisiensi dan mempermudah layanan haji di Indonesia.

Komitmen BPKH dalam Pengembangan Layanan Haji Digital
Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah, menegaskan pentingnya
pengembangan layanan berbasis teknologi untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada jemaah haji.
“BPKH berkomitmen menghadirkan inovasi layanan keuangan yang lebih mudah, cepat, transparan, dan aman, termasuk proses setoran awal haji berbasis digital,” kata Fadlul dalam keterangan pers yang diterima pada Sabtu (14/12/2024).
Selain itu, BPKH juga memberikan penghargaan kepada 30 mitra perbankan syariah yang berkontribusi besar dalam mendukung layanan keuangan bagi jemaah haji. Fadlul menyebut penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mitra perbankan dalam meningkatkan kualitas layanan haji.
Tantangan Antrean Haji dan Inovasi yang Dibutuhkan
Fadlul juga menyoroti permasalahan panjangnya antrean haji di Indonesia, yang saat ini telah mencapai lebih dari 5,4 juta orang. Dengan waktu tunggu mencapai 30 tahun, BPKH terus mencari inovasi agar lebih banyak umat Islam dapat melaksanakan ibadah haji. “Antrean ini merupakan tantangan besar, namun juga peluang untuk menciptakan ekosistem perhajian yang lebih efisien,” tambahnya.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa keterbatasan fasilitas di Arab Saudi menjadi salah satu penyebab panjangnya antrean haji. “Populasi Muslim dunia terus berkembang, yang berpengaruh pada ketersediaan kuota haji,” jelas Nasaruddin.
Digitalisasi Pendaftaran Haji untuk Mempercepat Proses
Sebagai langkah untuk mempercepat layanan haji, BPKH meluncurkan aplikasi digital untuk pendaftaran dan setoran awal haji.
Aplikasi ini memungkinkan calon jemaah untuk mendaftar dan melakukan pembayaran secara digital tanpa harus mengunjungi kantor cabang. “Dengan aplikasi ini, calon jemaah bisa memilih bank dan mendaftar kapan saja,” ungkap Harry Alexander, anggota Badan Pelaksana BPKH.
Selain itu, BPKH juga mendorong penerapan sistem cashless untuk berbagai kebutuhan jemaah haji di Tanah Suci, termasuk pembayaran biaya hidup. “Kami ingin semua transaksi dilakukan secara digital melalui aplikasi atau kartu,” tambah Harry.
Target Pengelolaan Aset Haji di 2030
BPKH menargetkan pengelolaan aset haji sebesar Rp270 triliun pada 2030, dengan lebih banyak saluran akses baik fisik maupun digital.
Aplikasi ini dikembangkan bekerja sama dengan tujuh bank syariah terkemuka, termasuk Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Muamalat, dan BNI Syariah.
Acara Banking Award 2024 menjadi momentum penting bagi BPKH untuk memperkuat ekosistem digital dalam layanan haji dan memperpendek masa antrean menuju Tanah Suci.