7 Prediksi Tren Keberlanjutan Tahun 2025, dari ESG sampai Karbon
Jakarta – Tahun 2025 diprediksi menjadi momen penting dalam perjalanan menuju keberlanjutan global. Semakin banyak perusahaan, organisasi, dan pemerintah yang berkomitmen untuk mendukung masa depan Bumi yang lebih baik.

Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Berikut adalah tujuh tren keberlanjutan yang diperkirakan akan mendominasi tahun 2025, sebagaimana dilaporkan oleh Sustainability Magazine.
Transformasi dalam ESG dan Solusi Berbasis Alam
1. ESG Menjadi Standar Utama
Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin menjadi prioritas dalam penilaian kinerja perusahaan. Pada tahun 2025, sekitar 81 persen perusahaan global diperkirakan akan menggunakan metrik ESG dalam rencana insentif eksekutif mereka. Fokus utama berada pada pengurangan emisi karbon dan integrasi metrik lingkungan ke dalam strategi jangka pendek dan jangka panjang.
2. Solusi Berbasis Alam (NbS)
Investasi dalam solusi berbasis alam akan meningkat tajam pada tahun 2025, mencapai 384 miliar dolar AS. Proyek restorasi dan konservasi ekosistem menjadi prioritas untuk mengatasi perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Lonjakan investasi ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk melindungi lingkungan sambil mendukung keberlanjutan.
Teknologi Hijau dan Peran Ekonomi Sirkular
3. Energi Terbarukan
Energi terbarukan terus mendominasi investasi global. Pada 2025, semakin banyak perusahaan yang berkomitmen untuk transisi penuh ke sumber energi bersih seperti tenaga surya dan angin. Penurunan biaya energi terbarukan menjadi salah satu pendorong utama di balik tren ini, bersama dengan penerapan teknologi rendah emisi.
4. Ekonomi Sirkular
Model ekonomi sirkular akan semakin diadopsi secara luas. Fokusnya adalah memperpanjang masa pakai produk, mendaur ulang material, dan mengurangi limbah. Banyak perusahaan beralih dari plastik sekali pakai ke inovasi kemasan berkelanjutan. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi sumber daya dan dampak lingkungan dari siklus hidup produk.
5. Pengelolaan Karbon
Teknologi berbasis AI akan menjadi kunci dalam mengukur dan mengurangi jejak karbon. Perusahaan di berbagai sektor akan berinvestasi dalam alat pelacakan karbon yang canggih untuk memaksimalkan efisiensi operasional dan memenuhi target keberlanjutan.
6. Pengelolaan Air
Krisis air global memaksa perusahaan dan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah signifikan dalam pengelolaan air. Pada tahun 2025, 1,8 miliar orang diproyeksikan menghadapi kelangkaan air absolut. Perusahaan seperti PepsiCo telah menetapkan target ambisius untuk mengisi kembali lebih dari 100 persen air yang digunakan di daerah berisiko tinggi.
7. Kecerdasan Buatan (AI) untuk Keberlanjutan
AI akan memainkan peran penting dalam optimalisasi rantai pasokan dan operasional untuk mendukung keberlanjutan. Pada tahun 2025, teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi, mengurangi limbah, dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data.
Tahun 2025 akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan keberlanjutan global. Dari ESG hingga pengelolaan karbon, setiap tren ini mencerminkan komitmen dunia untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Perusahaan yang mengadopsi tren ini tidak hanya mendukung lingkungan tetapi juga menciptakan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentingan.