Drone Thailand Serang Pos Militer Kamboja, 582 Sekolah Ditutup
Situasi geopolitik di kawasan Asia Tenggara kembali memanas menyusul laporan serangan drone yang diduga berasal dari Thailand ke pos militer Kamboja di wilayah perbatasan.
Insiden ini memicu kekhawatiran akan potensi konflik bersenjata antarnegara, terutama di kawasan yang sebelumnya sudah mengalami ketegangan diplomatik akibat sengketa wilayah.
Drone Thailand Serang Pos Militer Kamboja, 582 Sekolah Ditutup
Menurut laporan dari otoritas militer Kamboja, serangan terjadi pada dini hari tanggal 25 Juli 2025. Sebuah drone bersenjata menyerang salah satu pos militer Kamboja yang terletak di Provinsi Oddar Meanchey, yang berbatasan langsung dengan Thailand.
Serangan tersebut menyebabkan kerusakan pada infrastruktur pos dan melukai dua tentara Kamboja.
Pemerintah Thailand belum secara resmi mengakui keterlibatan dalam serangan tersebut, namun berbagai sumber intelijen di kawasan menyebutkan bahwa teknologi drone yang digunakan mirip dengan milik militer Thailand.
582 Sekolah Ditutup Demi Keamanan
Akibat meningkatnya ketegangan, pemerintah Kamboja mengambil langkah preventif dengan menutup sementara 582 sekolah yang berada di wilayah perbatasan.
Penutupan ini dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban sipil, terutama anak-anak, jika situasi semakin memburuk.
Kementerian Pendidikan Kamboja mengumumkan bahwa proses belajar mengajar akan dialihkan secara daring. Namun, tantangan besar masih menghantui, terutama bagi wilayah pedesaan yang minim akses internet dan perangkat teknologi.
Respons Pemerintah Kamboja
Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengecam keras serangan tersebut. Dalam pernyataannya, ia menyebut tindakan ini sebagai pelanggaran kedaulatan yang tidak dapat ditoleransi.
Pemerintah Kamboja pun telah memanggil duta besar Thailand untuk dimintai klarifikasi atas insiden ini.
Selain itu, Kamboja juga berencana membawa kasus ini ke forum ASEAN dan Dewan Keamanan PBB, guna mendapatkan dukungan internasional dan menghindari eskalasi konflik lebih lanjut.
Reaksi Thailand dan Upaya Klarifikasi
Sementara itu, pihak Thailand melalui Kementerian Luar Negeri menyatakan tengah menyelidiki sumber serangan tersebut.
Juru bicara militer Thailand menyebutkan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan perintah resmi untuk melakukan serangan ke wilayah negara tetangga.
Thailand menegaskan komitmennya terhadap perdamaian regional dan menyatakan kesiapannya untuk melakukan dialog terbuka dengan Kamboja. Namun demikian, banyak pihak menilai pernyataan ini belum cukup kuat untuk meredakan ketegangan.
Dampak Ekonomi dan Sosial di Wilayah Perbatasan
Masyarakat sipil di kedua sisi perbatasan kini hidup dalam kecemasan. Aktivitas perdagangan lintas negara yang biasanya berjalan lancar kini terhenti. Pasar-pasar tradisional sepi, dan warga memilih tetap di rumah karena takut akan konflik yang lebih besar.
Selain itu, sektor pariwisata di wilayah perbatasan juga terpukul. Hotel dan penginapan melaporkan pembatalan pesanan secara massal sejak kabar serangan ini tersebar luas. Pemerintah lokal pun berupaya meningkatkan patroli dan pengamanan di daerah rawan.
Seruan Internasional untuk Deeskalasi
Komunitas internasional, termasuk ASEAN dan PBB, telah menyerukan kedua negara untuk menahan diri dan mengedepankan dialog diplomatik.
Sekjen ASEAN menyampaikan keprihatinan mendalam dan menawarkan fasilitasi pertemuan bilateral untuk menyelesaikan perbedaan secara damai.
Pengamat politik Asia Tenggara menilai, insiden ini bisa menjadi ujian besar bagi solidaritas ASEAN dalam menangani konflik internal antaranggota.
Keberhasilan ASEAN dalam meredakan ketegangan ini dapat memperkuat posisi regional di tengah dinamika geopolitik global yang semakin kompleks.
Penutup
Serangan drone yang menyerang pos militer Kamboja dan menyebabkan penutupan ratusan sekolah menandai babak baru dalam ketegangan hubungan Thailand dan Kamboja.
Masyarakat di kedua negara kini berharap agar para pemimpin segera mengambil langkah damai untuk mencegah konflik bersenjata yang lebih luas. Dunia pun menanti, apakah diplomasi dapat kembali menjadi jalan keluar dari krisis ini.
Baca juga: Kenapa Thailand Kamboja Tempur Begini Awal Mulanya