Google Resmi Naikkan Standar, HP Android Storage 16 GB Gigit Jari
Google kembali memperbarui kebijakan teknis untuk sistem operasi Android. Kali ini, raksasa teknologi tersebut secara resmi menetapkan standar
baru terkait kapasitas penyimpanan internal minimum yang harus dimiliki perangkat Android.
Dalam kebijakan terbarunya, Google menyatakan bahwa smartphone Android dengan penyimpanan internal hanya 16 GB tak lagi memenuhi
syarat minimum untuk memperoleh lisensi layanan Google Mobile Services (GMS).

Kebijakan ini tentu membawa dampak signifikan, tidak hanya bagi pengguna perangkat dengan spesifikasi rendah, tetapi juga bagi
para produsen smartphone, terutama yang menyasar segmen entry-level. Dalam pengumuman resmi yang dirilis melalui dokumen persyaratan
sertifikasi Android, Google menyebutkan bahwa standar minimum baru akan berlaku efektif mulai tahun 2025 dan bersifat wajib bagi semua pabrikan
yang ingin menggunakan sistem Android resmi lengkap dengan aplikasi-aplikasi Google bawaan.
Google Resmi Naikkan Standar, HP Android Storage 16 GB Gigit Jari
Melalui dokumen teknis Android Compatibility Definition Document (CDD), Google menyatakan bahwa mulai versi Android 14 dan Android 15 ke atas,
perangkat yang ingin menggunakan Google Mobile Services (termasuk Play Store, YouTube, Gmail, dan Google Maps) wajib memiliki kapasitas RAM minimum 2 GB dan penyimpanan internal minimal 32 GB.
Keputusan ini tentu menggeser standar sebelumnya yang masih memberikan toleransi bagi ponsel dengan penyimpanan 16 GB. Dalam konteks ini, perangkat
dengan penyimpanan rendah tidak hanya akan kesulitan memperoleh pembaruan sistem, tetapi juga tidak dapat mengakses layanan penting Google secara resmi.
Hal ini menunjukkan bahwa Google ingin menghadirkan pengalaman Android yang lebih stabil dan optimal, terutama mengingat ukuran aplikasi modern yang terus meningkat dan kebutuhan sistem operasi yang semakin kompleks.
Mengapa Storage 16 GB Tidak Cukup Lagi?
Ada beberapa alasan mendasar mengapa kapasitas 16 GB dianggap tidak lagi relevan di tahun 2025:
-
Ukuran Aplikasi yang Terus Membengkak
Aplikasi-aplikasi populer seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram kini memiliki ukuran file yang besar. Setelah diinstal dan diperbarui beberapa kali, aplikasi tersebut dapat menyita ruang penyimpanan hingga beberapa gigabyte. -
File Cache dan Data Sistem
Sistem Android dan antarmuka produsen (seperti One UI dari Samsung atau MIUI dari Xiaomi) menghabiskan sebagian besar ruang penyimpanan hanya untuk sistem operasi, biasanya berkisar antara 10–12 GB. Artinya, perangkat 16 GB hanya menyisakan ruang sangat kecil bagi pengguna. -
Pembaruan Sistem yang Lebih Besar
Setiap pembaruan Android membawa file tambahan dan fitur baru. Dengan kapasitas penyimpanan yang minim, pembaruan bisa gagal karena kekurangan ruang, menyebabkan pengalaman pengguna yang buruk. -
Multimedia Beresolusi Tinggi
Foto dan video dari kamera smartphone saat ini rata-rata memiliki resolusi tinggi. Satu menit video dalam resolusi 1080p saja bisa memakan ruang hingga 200 MB, yang mempercepat penuhnya ruang penyimpanan.
Baca juga:Cara Bikin Foto AI Main PS Bareng Artis via ChatGPT yang Ramai di Medsos
Dampak Kebijakan bagi Pengguna
Bagi pengguna yang saat ini masih menggunakan ponsel Android dengan storage 16 GB, perubahan ini memiliki sejumlah dampak:
-
Tidak akan mendapatkan update Android versi baru.
Jika perangkat tidak memenuhi standar baru, produsen tidak akan mendapatkan lisensi untuk update sistem operasi dari Google. -
Kemungkinan besar kehilangan akses Play Store dan aplikasi Google lainnya pada perangkat baru.
Meskipun perangkat lama tetap bisa digunakan, perangkat baru dengan spesifikasi di bawah standar tidak akan disertifikasi oleh Google. -
Potensi munculnya perangkat “non-GMS” di pasar murah.
>Beberapa produsen mungkin tetap menjual perangkat murah tanpa lisensi Google, yang artinya pengguna harus memasang aplikasi pihak ketiga secara manual atau mengandalkan toko aplikasi alternatif.
Respons Produsen Smartphone
Sejumlah produsen smartphone telah menyambut baik kebijakan baru ini sebagai bagian dari peningkatan kualitas perangkat Android secara keseluruhan.
Brand besar seperti Samsung, Xiaomi, OPPO, dan vivo rata-rata telah menghentikan produksi ponsel dengan storage 16 GB sejak beberapa tahun terakhir.
Namun demikian, dampak terbesar justru dirasakan oleh produsen lokal atau brand kecil yang bermain di pasar ultra low-end, khususnya di negara berkembang.
Mereka kemungkinan besar akan menyesuaikan spesifikasi dasar perangkat mereka atau kehilangan lisensi GMS, yang akan berdampak pada daya saing produk di pasaran.
Langkah Google Menuju Android yang Lebih Stabil
Keputusan menaikkan standar spesifikasi minimum juga sejalan dengan visi Google untuk menciptakan ekosistem Android yang lebih stabil, aman, dan menyenangkan digunakan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Google kerap mendapat kritik atas banyaknya perangkat murah yang mengalami lag, gagal pembaruan, atau aplikasi sering force-close.
Dengan adanya peningkatan minimum hardware, Google berharap bahwa seluruh perangkat yang menggunakan Android di masa depan benar-benar mampu menjalankan sistem operasi dan aplikasi dengan baik, tanpa hambatan performa.
Solusi untuk Pengguna HP Storage Rendah
Bagi pengguna yang masih menggunakan ponsel dengan storage 16 GB, ada beberapa solusi jangka pendek yang bisa dilakukan:
-
Gunakan penyimpanan eksternal (microSD) jika perangkat mendukungnya.
-
Hapus cache dan aplikasi yang jarang digunakan secara rutin untuk menghemat ruang.
-
Gunakan versi aplikasi ringan seperti Facebook Lite, Messenger Lite, atau Google Go.
-
Backup file penting ke cloud storage seperti Google Drive atau Photos untuk mengurangi beban memori internal.
-
Pertimbangkan untuk upgrade ke perangkat baru yang minimal memiliki 32 GB penyimpanan internal.
Kesimpulan
Dengan diberlakukannya standar baru minimum penyimpanan internal 32 GB, Google menegaskan bahwa perangkat Android
harus siap menghadapi tuntutan aplikasi dan sistem yang semakin kompleks. Smartphone dengan storage 16 GB kini harus “gigit jari”, karena tidak lagi mendapat dukungan resmi dari ekosistem Android yang lengkap.
Meskipun kebijakan ini akan memicu perubahan signifikan di segmen entry-level, langkah ini diyakini akan berdampak positif dalam jangka panjang.
Pengguna akan menikmati perangkat yang lebih andal, produsen akan fokus pada kualitas, dan Android sebagai sistem operasi akan menjadi semakin kompetitif menghadapi era digital yang serba cepat dan padat data.